Friday, August 1, 2014

Tips Bagi Ibu Yang Punya Balita Susah Makan

Tips Bagi Ibu Yang Punya Balita Susah Makan

Sejak usia enam bulan, asupan makan dan minum balita tidak lagi bergantung pada air susu ibu. Karena di masa itu, mereka harus menyantap penganan lain guna menunjang pertumbuhan badan dan otak. 
Tapi tak sedikit balita menolak makanan, meski sebenarnya sangat lapar. Menurut ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Leana Sunair, sikap penolakan bisa terjadi karena ada unsur paksaan kala orang dewasa menyuruh anak mencicipi makanan.
"Jika balita tidak mau mencicipi makanan, jangan memaksanya untuk makan. Itulah penyebab ia tak ingin makan," kata Leana, saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia. Kamis, 17 Juli 2014. "Apalagi bila berat badan dan kesehatannya normal."
Menurut Leana, sikap menolak makanan biasa terjadi pada anak pertama. Terutama jika si anak kerap mendapatkan janji sebuah hadiah asalkan mau makan. Hingga akan membuat balita terbiasa menunggu sebuah hadiah sebelum makan.
"Yang sering kami temui, anak pertama memang susah diajak makan. Terbalik dengan anak kedua, ketiga, dan seterusnya," ujar Leana. "Tapi kalau anak sehat, tidak akan susah untuk memberikan makanan."
Agar si buah hati tidak susah makan, orang tua hanya perlu melakukan suatu trik. Cara termudah adalah mendekatkan balita dengan anak lain yang suka makan. Dengan melihat teman di sekelilingnya suka makan, sang balita akan termotivasi mencicipi makanan.
"Pada waktu balita makan, orang tua juga harus sering bercerita tentang makanan sehat," kata Leana. "Misalnya, ayo makan sayur biar kamu jadi sehat, ayo makan yang benar biar kamu jadi sehat."
Pengaruh orang tua sangat besar dalam mendidik dan memberikan pengertian tentang pentingnya makan. Dan jika ibu adalah wanita karier, sementara anak diurus asisten rumah tangga, kemungkinan akan terjadi tawar-menawar makanan. Bahkan bisa menjadi awal penyebab anak mulai enggan makanan. Misalnya tidak mau makan sayur. "Karena terlalu sibuk, ibu pun rela si anak menyantap yang tidak termasuk makanan pokok," kata dia.
Padahal susu dan camilan tidak bisa menjadi makanan berat sang buah hati. Kedua jenis penganan itu hanya boleh sebagai makanan selingan, dikonsumsi sebelum dan sesudah makan besar.
Leana pun menganjurkan agar balita mengonsumsi susu setelah makan berat. Misalnya kala pagi, ia melarang ibu memberikan susu sebelum balita sarapan. Sebab susu dapat mengenyangkan dan bertahan lama dalam perut. Akibatnya balita susah makan.
Sejak masa ASI eksklusif lewat, Leana melanjutkan, orang tua wajib memberikan makanan pokok kepada anak. Yakni penganan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Namun balita harus menghindari makanan yang terlalu asam, pedas dan manis. "Selain akan merusak pertumbuhan gigi, kadar manis bisa mempengaruhi kadar gula dalam darah anak," ujarnya.
Balita pun harus menyantap makanan seimbang yang sesuai dengan usia, postur tubuh, dan aktivitas. Jika ia aktif bermain, haruslah lebih banyak makan. Sementara bila berat atau tinggi badan berlebihan dari standar Kartu Menuju Sehat (KMS), anak mesti berdiet. "Bukan tidak makan, tapi mengganti menu dengan penganan sehat dan mengatur porsinya," kata Leana.